Jumat, 04 Maret 2011

Wishlist??? I don`t think so

Ditantangin sama mbak juliani untuk membuat wishlist barang dan craft skill, tampaknya melihat wishlistnya teman-teman sangat menarik. Tapi, tampaknya saya punya jalur berfikir yang berbeda. Maaf-maaf yah mbak juli dan mbak-mbak yang lain, kalau kita ngga sehati hehehe....

Dulu waktu di Indonesia, i didn`t have any good things to improve my skill. Saya membuka kursus sulam pita, aplikasi, dan sulam payet. Padahal modal saya standar banget kalau buat membuka kursus, saya cuma punya kain belacu, jarum sulam, pita warna-warni, payet, bidangan pun cuma punya satu ukuran dan sedikit kain katun murah. Saya ngga punya yang namanya mesin jahit, saya ngga punya buku craft asing, tapi saya enjoy saja menikmati bisnis yang saya lakukan selama setahun sebelum pergi ke Jepang. Yang saya punya cuma modal nekat untuk berani membuka kursus sulam, saya beranikan diri membuka iklan melalui webblog di wordpress dan DB88. Alhasil, dengan modal saya yang terbatas saya berhasil membuka kursus panggilan untuk ibu-ibu PKK dan personal, dengan pendapatan yang lumayan sekitar Rp. 1.000.000 an per bulan *saya cuma kerja dua kali seminggu aja, loh...lumayan ngabisin stok barang sebelum pergi ke Jepang, karena waktu itu suami saya sudah di Jepang duluan"

Saya juga ngga punya microwave atau oven, tapi alhamdulillah saya masih bisa menerima pesanan brownies kukus untuk sekitar tetangga saja. Intinya, memang saya memanfaatkan apa yang saya punya untuk mendapatkan income. Saya ngga muluk-muluk minta ke suami saya beliin ini-itu, walaupun dia mampu membelikan saya. 

Mendengar Mario Teguh Golden Ways minggu lalu, saya tertohok dengan sebuah pertanyaan "Apakah dengan anda menjadi kaya, hidup anda jauh lebih baik?" Saya ambil kesimpulan, apakah dengan kita memiliki peralatan craft yang termahal, tercanggih, dan terbaru hidup kita akan jauh lebih baik. Can you imagine my recent life?  Saat ini, saya punya microwave dan oven, jarum crochet lengkap berbagai ukuran, pita sulam pita baik yang sutra, lace, satin saya punya, aneka benang masih punya satu koper, aneka kain juga masih saya simpan, mesin jahit punya, buku craft lengkap bahkan saya ngga perlu beli, karena rumah saya sebelahan sama perpustakaan tsurumi yang buku craftnya lengkap gileee... Tapi, sampai sekarang saya bingung untuk memulai bisnis saya di Jepang. What should i do?Saya masih harus ribet dengan nuansa adaptasi disini. Saya bingung mau memulai bisnis darimana, saya bingung dengan cara memakai bahan-bahan makanan buatan Jepang, yang totally beda sama di Indonesia, intinya saya masih masa adaptasi. Saya masih perlu banyak belajar lagi dari para senior yang sudah lama hidup disini. Dan saya sangat salut pada teman-teman ataupun senior saya yang bisa memulai bisnisnya disini. 

Saya terus terang kagum sama seorang crafter di Indonesia, dalam albumnya yang bernama "My money maker", cewek cantik ini hanya mengandalkan mesin jahitnya, mungkin teknik jahitnya biasa, tapi idenya luar biasa. Dia ngga ngerti yang namanya knitting fair isle, crochet cable, atau teknik bordir dalam dunia permesinjahitan. Tapi, buat saya dia luar biasa, idenya menciptakan boneka-boneka yang lucu dari kain perca, dan kini mesin jahitnya membawa dia menjadi seorang crafter yang sukses, bahkan sampai punya workshop dan gallery. Bahkan kini dia juga sudah punya fans, termasuk saya fans beratnya... Atau mungkin si cowok perajut, yang hanya membuat pom-pom saja, tapi dari pompom inilah dia menciptakan monster-monster lucu dan diliput di indie festival (http://www.myoyeah.com/berita.php?c=49&id=661) atau mungkin teman-teman saya yang lain di bidang kain felt yang tak punya mesin jahit, tapi pesenan mengalir terus, bahkan diliput oleh salah satu tabloid peluang usaha.

Atau lihatlah brownies kukus bandung Amanda, mereka ngga butuh microwave atau oven, tapi cabangnya ada dimana-mana. Atau yang paling dekat, saya melihat adik kandung saya tercinta, hanya bermodalkan sekotak kurma, kini adik saya dan rekan-rekan menjuarai acara kewirausahaan dan mendapatkan modal dari UI untuk membangun bisnisnya yang saat ini sedang dijalani, padahal notabene mereka belum lulus kuliah dan masih berusia sangat belia. Dengan kurma, mereka menciptakan variasi baru untuk aneka jenis cake and dessert.

Itulah mengapa Isa Alamsyah dalam bukunya "No Excuse!" mengatakan bahwa yang terpenting dalam membangun bisnis bukanlah modal (uang), tapi konsep dan visi. Ide adalah sesuatu yang berharga dan tidak bisa kita dapatkan dengan uang atau alat craft yang lengkap. Justru karena di saat yang serba terbatas itulah ide kita muncul dan membuat sesuatu yang berbeda, tidak hanya menjadi seorang pengikut. Alat craft atau alat-alat lain yang kita butuhkan akan terbeli, kok...seiring dengan kemajuan bisnis kita, yang penting yang dasar-dasar punya aja....

So, my wishlist in this year, i need fresh idea to make my own money :D That`s important to make the new ME.

Sorry yah mbak juli, wishlist saya agak beda hehehe, tapi i`m still love you....

3 komentar:

  1. duh mb, saya "tertohok" sekali membacanya
    ya, saya terlalu takut untuk memulai
    di benak saya yg muncul hanya kegagalan
    ga ah, saya ga mau jd karyawan terus..hehe
    tfs ya mb, salam hangat dari yogya

    BalasHapus
  2. mbak shendy salam kenal, initinya menjadi apapun lakukanlah dengan rasa cinta :)

    BalasHapus
  3. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    nikmatilah hidupmu agar kamu tidak merasa bosan dalam setiap keadaan.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus