Seringkali anda merasa seperti anda yang terhebat, terbaik, terpintar karena anda memiliki gelar doktor, profesor, anda orang terkaya se-Asia. Mungkin ada orang-orang yang berfikir seperti itu. Anda merasa hidup anda sudahlah nyaman dengan gaji besar, sehingga anda menyombongkan diri anda.
Sekarang saya mau bertanya, siapa yang lebih hebat antara anda dan anak jalanan yang sering mengamen dari satu angkot ke angkot lain? Jelas, anda pasti merasa paling hebat. Kan anda bekerja di perusahaan ternama, kuliah di universitas terbaik, dan lain sebagainya. Anda salah besar!
Kenapa saya katakan anda salah besar menilai mereka, tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini.
Ada sebuah kisah tentang kesombongan yang selalu dipelihara oleh orang-orang yang menganggap dirinya terhebat. Kisah ini lucu dan menarik.
Ada seorang profesor, dia menyewa sebuah kapal dan seorang nelayan untuk menemani dirinya melakukan riset di laut. Si nelayan yang menjadi pengemudi kapal hanya terdiam dan hanya bicara jika diajak berbicara. Tiba-tiba sang profesor bertanya pada si nelayan "Berapa lama kamu sudah menjadi seorang nelayan?" Si nelayan berkata "20 tahun."
Lalu sang profesor bertanya lagi pada si nelayan "Apakah kamu tahu biologi?" sang nelayan hanya menggeleng kepala menunjukkan ketidaktahuannya. "Kimia, geografi, astronomi, fisika?" Sang nelayan hanya menggeleng dalam setiap pertanyaan yang diluncurkan oleh sang profesor.
"Lantas kau hanya menghabiskan waktumu hanya untuk menjadi nelayan?" Lalu si nelayan berkata "Iya"
"Kau kehilangan hidupmu 50 persen karena kau tidak tahu ilmu-ilmu itu." Sombong si profesor, dan nelayan itu hanya terdiam.
Lalu tiba-tiba angin menunjukkan ketidakramahannya pada penghuni laut, yap betul...Badai datang. Dan tiba-tiba perahu nelayan itu terbalik karena kencangnya angin tersebut. Si nelayan bertanya pada sang profesor, "Apakah kau bisa berenang?" sang profesor hanya bisa menggeleng kepala menunjukkan ketidakmampuannya. "Sayang sekali, kini kau akan kehilangan 100% nyawamu."
Kenapa harus sombong kepada orang yang kau anggap tidak mampu? Apakah semua orang harus menjadi dokter agar bisa dikatakan hebat? Apakah semua orang harus menjadi profesor agar dikatakan hebat? Toh, Allah menciptakan kelebihan di setiap insan yang Ia ciptakan. Hanya saja, insan tersebut kurang mengetahui kehebatan dirinya. Sekarang, berpikirlah "Kita semua hebat"
Sekarang saya mau bertanya, siapa yang lebih hebat antara anda dan anak jalanan yang sering mengamen dari satu angkot ke angkot lain? Jelas, anda pasti merasa paling hebat. Kan anda bekerja di perusahaan ternama, kuliah di universitas terbaik, dan lain sebagainya. Anda salah besar!
Kenapa saya katakan anda salah besar menilai mereka, tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini.
Ada sebuah kisah tentang kesombongan yang selalu dipelihara oleh orang-orang yang menganggap dirinya terhebat. Kisah ini lucu dan menarik.
Ada seorang profesor, dia menyewa sebuah kapal dan seorang nelayan untuk menemani dirinya melakukan riset di laut. Si nelayan yang menjadi pengemudi kapal hanya terdiam dan hanya bicara jika diajak berbicara. Tiba-tiba sang profesor bertanya pada si nelayan "Berapa lama kamu sudah menjadi seorang nelayan?" Si nelayan berkata "20 tahun."
Lalu sang profesor bertanya lagi pada si nelayan "Apakah kamu tahu biologi?" sang nelayan hanya menggeleng kepala menunjukkan ketidaktahuannya. "Kimia, geografi, astronomi, fisika?" Sang nelayan hanya menggeleng dalam setiap pertanyaan yang diluncurkan oleh sang profesor.
"Lantas kau hanya menghabiskan waktumu hanya untuk menjadi nelayan?" Lalu si nelayan berkata "Iya"
"Kau kehilangan hidupmu 50 persen karena kau tidak tahu ilmu-ilmu itu." Sombong si profesor, dan nelayan itu hanya terdiam.
Lalu tiba-tiba angin menunjukkan ketidakramahannya pada penghuni laut, yap betul...Badai datang. Dan tiba-tiba perahu nelayan itu terbalik karena kencangnya angin tersebut. Si nelayan bertanya pada sang profesor, "Apakah kau bisa berenang?" sang profesor hanya bisa menggeleng kepala menunjukkan ketidakmampuannya. "Sayang sekali, kini kau akan kehilangan 100% nyawamu."
Kenapa harus sombong kepada orang yang kau anggap tidak mampu? Apakah semua orang harus menjadi dokter agar bisa dikatakan hebat? Apakah semua orang harus menjadi profesor agar dikatakan hebat? Toh, Allah menciptakan kelebihan di setiap insan yang Ia ciptakan. Hanya saja, insan tersebut kurang mengetahui kehebatan dirinya. Sekarang, berpikirlah "Kita semua hebat"
Yap setujuh..setiap orang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya.
BalasHapussalam kenal di kunjungan perdana ^^
Makasih lho..kunjungan perdana...jangan bosen2 mampir ya^^
BalasHapusartikelnya bagus mba, aku follow ya mba :)
BalasHapussenang ya mba tinggal di jepang, perlengkapan handicraftnya paling lengkap sedunia :D duuh...pengen banget nih ke sana ^^
iya silahkan^^. iya, perlengkapan craftnya lengkap disini...Tapi insya Allah indonesia suatu saat nanti juga bisa selengkap disini. Amiin
BalasHapus