Minggu, 07 November 2010

Antara Jepang dan Negeriku Part 1

Tidak bermaksud hati untuk membanding-bandingkan negeriku tercinta dengan negeri manapun di dunia ini, tapi apa salahnya kalau kita belajar agar menjadi lebih baik, bukan?

Pertama, kalau ada mahasiswa dan istrinya datang ke Jepang. Pasti dia bilang jepang itu keren dengan segala kekerenannya pada saat bulan-bulan pertama, lama kelamaan jadi bosan juga karena kehidupan monoton, ngga ada tetangga yang bersapa ria, dan lain-lain. Tapi, pas pulang ke Indonesia, pasti semua pada bilang "aaaaa, Nihon e moto ikitai" alias pingin pergi ke Jepang lagi, setelah di Indonesia mengalami kembali pencopetan I-Phone di kereta, macet ngga jelas di Jakarta, ngurus KK di kelurahan yang mata duitan, dan sebagainya.

Jepang dan Indonesia sama-sama negeri kepulauan yang rawan bencana, sama-sama punya gunung berapi di 75% wilayahnya, sama-sama rawan tsunami dan gempa, sama-sama dilewati angin laut jadi sering ada badai, malah Jepang jauh lebih melarat dari Indonesia, alias sumber daya alam sedikit, dan bukan negara tropis penghasil bahan pangan. Kalau dilihat dan diramal, mungkin nih negara kagak bisa menghidupi rakyatnya. Tapi, para peramal itu salah, negeri ini malah menjadi negeri nomor satu di dunia. Indonesia, adalah negeri yang kaya hasil alam, hasil pangan,mineral, gas, dan lain-lain pokoknya nih negeri tajir abis, deh. Sampai-sampai peramal dulu menggambarkan nih negeri bisa menghidupi rakyatnya sampai hari kiamat, dan mengundang perhatian penjajah untuk merauk segala isi kekayaannya. Apa dinyana, para peramal ini salah total, negeri ini hampir menjadi yang terburuk di dunia.

Tapi kan Jepang menjajah Indonesia, jadi dia lebih kaya dong? Eh, inget ngga kasus Pearl Harbour, Nagasaki, dan Hiroshima. itu kejadiannya kan tahun 1945. Saat Indonesia Merdeka, Jepang malah hancur lebur, hancur total dari segi perekonomian, semua carut marut dan ngga tahu nih negara mau jadi apa. Udah miskin, sering kena bencana, lalu dihancurkan lagi, kebayang ngga nih negeri mau jadi apa???? Jadilah Jepang negeri yang mati saat itu. Lalu, kenapa mereka begitu cepat bangkit, bahkan menjadi nomor satu dalam segi apapun?

Ada sedikit cerita yang akhirnya membuat saya mengerti, mengapa mereka bisa seperti itu. Tadi malam, saya menonton sebuah acara di TV. Seorang tukang ikan di kepulauan Okinawa menceritakan masa lalunya. Dulu, terumbu karang okinawa hampir-hampir punah, dan dia sangat bersedih sekali karena harus kehilangan pekerjaannya sebagai nelayan. Tiba-tiba dia mendapatkan ide, mengambil sejumput terumbu karang di laut, lalu dia kembangbiakkan di rumahnya sendiri dengan akuarium. Lalu ia tanam satu-satu terumbu karang itu di laut, hingga akhirnya terumbu karang itu pun terus tumbuh dan berkembang, sehingga ikan-ikan pun makin banyak berkembang biak dan dia tidak kehilangan pekerjaannya.

Saya berfikir dan miris dalam hati saya, "Ya Allah, mereka yang non muslim saja bahkan tidak memiliki agama, mencintai alam ini dengan begitu tulusnya dan juga konsisten. Sekarang kalau saya jalan-jalan ke kota Tokyo atau Yokohama, saya masih bisa berteduh di bawah pohon sambil menikmati bekal makan siang di kouen (taman) di temani oleh gemericik air kolam di taman tersebut, atau hanya suara burung gagak. Padahal tak jauh dari kouen-kouen yang indah itu ada tol bertingkat empat, kereta listrik tanpa masinis, dan lain sebagainya yang canggih. Di balik kecanggihan-kecanggihan teknologi yang mereka punya, mereka memiliki hektaran taman-taman yang indah, ruang hijau yang membuat alam ini tetap seimbang. Dan tak ada satu orang pun yang berani mengganggu keindahan alam ini.

Taman-taman yang indah tersebut adalah hasil pajak yang selama ini dibayarkan oleh rakyatnya, jadi betul-betul terasa ketika kita membayar pajak pada pemerintah, pajak itupun digunakan sebaik mungkin untuk membangun negerinya. Yang saya heran, bahkan mereka terkadang tak percaya tuhan, tapi mereka jujur seperti tuhan melihat mereka.

Bagaimana penanganan banjir dan sampah?
Lanjut lagi ya nanti di Part 2

2 komentar: