Selasa, 09 November 2010

Antara Jepang dan Negeriku Part 2 : Gempa

Sekarang part dua membahas tentang gempa dan tsunami, maaf kalau sebelumnya saya berjanji tentang banjir dan sampah. Karena data-data saya belum lengkap dan yang lagi ada ide tentang masalah gempa yang sedang in di Indonesia.

Indonesia dan Jepang sama-sama negara kepulauan yang rawan bencana. Dan pastinya rawan gempa juga. Sudah sebuah sunnatullah negeri kepulauan bakalan sering kena gempa. Di Jepang, saya sendiri sudah mengalami empat kali gempa. Pertama-tama datang, terus ditinggal suami kerja sendiri di rumah, tiba-tiba ada gempa. Saya heboh sendiri, lalu saya lihat orang di luar apartemen pada biasa aja. Saya terheran-heran dan terbingung-bingung keanehan dalam hati "Eh, kok ngga ada yang heboh kayak gue sih?"

Gempa atau musibah lainnya itu memang suatu taqdir dari Allah dan kita tidak bisa mencegah dia untuk tidak datang. Tapi, kita wajib berusaha untuk mengantisipasi bukan?

Setelah saya lihat betul-betul, bangunan-bangunan kantor, perumahan, apartemen, sekolah, dan lain-lain di Jepang itu kaku. Tembok-tembok yang super tebal dan kokoh dengan atap yang kokoh pula. Mereka sengaja membangun semua fasilitas yang ada di negeri ini dengan bangunan tahan gempa. Karena mereka sadar bahwa negerinya akan sering kena gempa.

Berbeda halnya dengan Indonesia, para developer perumahan di Indonesia pasti ingin mencari keuntungan setinggi-tingginya dengan menekan biaya pembangunan. Lalu para kontraktor-kontraktor pembangunan gedung-gedung pemerintahan, sekolah, rumah sakit, dan lain sebagainya pun banyak yang mengkorupsi anggaran pembangunan gedung tersebut, jadi wajar saja begitu ada gempa yang skalanya cuma 5 skala richter langsung retak-retak.

Terus, saya selalu terheran-heran kalau melihat sebuah masjid tetap berdiri kokoh saat ada gempa. Walaupun ada juga masjid yang hancur lebur, tapi tak menarik untuk disorot oleh wartawan. Seharusnya, sebuah masjid yang tetap kokoh berdiri ini mejadi pelajaran buat para developer dan arsitek di Indonesia. Kenapa masjid-masjid ini berdiri kokoh?

Tahukah anda arsitek muslim yang bernama Mimar Sinan? Seorang arsitek zaman kerajaan ottoman sekitar tahun 1400an yang saat itu diperintahkan raja Mehmet untuk membuat masjid terbesar. Mimar sinan tidak hanya membangun masjid terbesar pertama di dunia, Sehzade Masjid. Tapi, dia membangun sekitar 497 bangunan di seluruh jazirah timur tengah. Dan ajaibnya, masjid yang dibangun ribuan tahun lalu ini masih ada sampai sekarang. Ini bukan serta merta ajaib, tapi rekonstruksi bangunan masjid yang kokoh, atap tebal seperti kubah, banyak tiang-tiang penyangga menjadi penahan saat ada musibah terjadi. Ternyata ilmu bangun-membangun sebuah gedung yang kokoh pun sudah dipelajari umat Islam sejak dulu kala. Bahkan ilmu ini pun dicontek oleh Michelangelo, arsitek sekaligus seniman dari Italy.

Tanpa disadari, ilmu membangun masjid ini kita terapkan hingga sekarang. Saat membangun masjid, pasti tidak jauh ada kubah, ada tiang penyangga yang kokoh, dan lain sebagainya. Selain itu ada beberapa hal yang membuat masjid-masjid di Indonesia tetap berdiri utuh saat gempa :
1. Saat pembangunan masjid, pasti panitia pembangunan masjid sangat takut untuk melakukan korupsi. Sehingga, bahan-bahan yang dipakai untuk pembangunan pun berkualitas.
2. Setiap masjid pasti memiliki ruang hijau, dan tidak berdempetan dengan bangunan lainnya.

Jadi, kesimpulannya adalah bahwa sebetulnya Islam telah mengajarkan kita untuk membuat bangunan yang tahan gempa, Islam mengajarkan kita untuk mencintai alam semesta ini.

Written by Nurul
Yokohama

6 komentar:

  1. Mbak Nurul.. thanks sharing ceritanya... iya bener, seharusnya jd pelahjaran buat developer indonesia, supaya jgn maunya untung aja tanpa mikirin akibatnya... :)
    smoochies dr jakarta :)

    BalasHapus
  2. subhanallah..bener juga ya?
    jadi bahan introspeksi diri juga nih...
    kutunggu part2 selanjutnya..

    BalasHapus
  3. betul itu mbak martha, mereka kurang care sama customer :(

    BalasHapus
  4. mbak ami : terima kasih penantiannya ya :)

    BalasHapus