Selasa, 16 November 2010

Cerita Idul Adha part 2

Sebenernya aku sudah mencoba tidak mau lagi sholat di Kedutaan, tapi terpaksa karena ada janji, temen mau kasih alat-alat masaknya ke aku. Baiklah, kita mulai ceritanya. Kalau yang sudah baca ceritaku tentang shalat Idul Fitri pasti kebayang sama cerita yang sekarang.

Pagi-pagi berangkatnya buru-buru, udara dingin sekitar 7 derajat. Pokoknya sampai harus jalan cepat dan lari-lari supaya ngga ketinggalan shalat Ied yang mulainya jam 8. Sekitar 45 menit-1 jam dari rumah. Begitu sampai disana, alhamdulillah langsung dapat tempat shalat. 

Langsung takbiran sendiri, terus tiba-tiba ada kehebohan apakah gerangan? 
Ternyata, hari ini pak Boediono (wakil presiden Indonesia) ikut shalat bersama kami. Harusnya shalat Iednya kan dimulai jam 8, sudah jam 08.05 kok ngga mulai-mulai. Karena pak Boediono belum datang. Akhirnya shalat baru dimulai pukul 08.30. Padahal, aku sudah berangkat buru-buru. 

Kebayang dong, yang punya jadwal kerja setelah shalat Ied, atau mungkin harus presentasi di kampus atau ujian di kampus jadi telat semua. Sebaiknya kan mereka sadar, kalau mereka bertamu ke negara yang paling terkenal dengan ketepatan waktunya, Jepang. Yah, mungkin ini jadi pelajaran ya buat semua pihak, bahwa waktu itu sangat berharga sedikit apapun. 

Hehee, tapi saya senang kok mereka datang dan shalat bersama. Makasih atas kedatangannya ya pak, Gedung SRIT (Sekolah Republik Indonesia-Tokyo) jadi bersih, kamar mandi ngga ada kecoanya lagi, gordynnya diganti. Sering-sering aja pak boediono dateng ke Jepang, biar gedungnya bersih terus hehehe, kalau perlu pak Presiden, biar gedungnya jadi terawat heheehe.....

3 komentar:

  1. telat dan heboh (*baca) takut kl ada pejabat dtg..
    hehe.. kebiasaan buruk masih di bawa2 ke jepang ;)

    BalasHapus
  2. kikiy hehehe
    mbak fitri : begitulah heehe

    BalasHapus