Jangan Jadi Seniman di Indonesia (part 2)

Pasti temen-temen yang suka craft, mungkin rada bete sama buku-buku terbitan dalam negeri. Kenapa? Saya punya setumpuk buku kerajinan tangan dalam negeri, tapi hanya sedikit yang benar-benar memuaskan hati saya. Maaf, kalau boleh saya bilang, buku-buku terbitan dalam negeri itu banyak pelitnya. Para pengarang buku pada banyak yang pelit berbagi ilmu, alhasil pembeli pun kecewa.

Pernah saya beli sebuah buku tentang menyulam, hanya dijabarkan 5 tusukan dalam buku itu, selebihnya si pengarang buku cuma pamer hasil karyanya tanpa memberi tahu cara membuatnya. Lalu ada juga sebuah buku yang saya beli, berjudul sulaman dan stumpwork. Tahu ngga apa isinya? isinya cuma sulaman saja, stumpworknya akan dibahas di buku selanjutnya.

Jujur ya, saya kecewa banget sama mereka. Mereka pintar dan membuat buku, tapi tidak sepenuhnya memberi ilmu. Dan tampaknya banyak dari teman-teman yang akhirnya tertarik dengan buku-buku luar negeri. Kalau yang benar, mereka beli dengan cara  yang halal, kalau yang ngaco, mereka beli ebook atau download ebook. Padahal ngga ada gunanya pake ebook, ngga bisa kebaca, harus ngeprint dulu. Mendingan beli bukunya aja. Atau kalau yang mau gratis mending buka Craft Pattern Central, Lion Brand, Fave Crafts, etc.

Tampaknya ini akan jadi PR buat saya ke depannya, supaya saya nantinya bisa membuat buku di Indonesia dengan gaya Jepang yang step by step nya jelas. Memang harganya lebih mahal, akan tetapi pastinya pembeli jauh lebih puas.

Entah ini kebiasaan orang Indonesia atau ngga, tapi saya merasa begitu. Kebanyakan seniman yang sudah senior akhirnya pelit berbagi ilmu kepada si junior. Padahal ilmu kalau tidak dibagikan mampet lho...hehhehee