Senin, 16 Agustus 2010

Semoga Ada Hidayah

"Ayah, hari ini kita ke nikahan Mihoko san, jangan lupa ya."

"Ok, dari sini jam empat."

Lumayan jauh dari rumah, di Islamic Center Japan. Satu setengah jam dari rumah dengan menggunakan kereta.

Akhirnya kami sampai di Islamic Center Japan, saat itu kami terlambat. Karena ini baru pertama kalinya kami ke Islamic Center. "Just finished Ijab Kabul" kata seorang laki-laki yang menyambut kami. Lalu kami diantar naik ke atas oleh beliau. Saat itu, seorang imam sedang berceramah kepada semua hadirin saat itu. Tidak semua yang hadir disitu adalah muslim. Karena teman-teman Mihoko dan teman suami Mihoko adalah Non Muslim.

Sensei kami menyebutnya, beliau adalah Chugoku Jin (Chinese), tapi fasih bahasa Jepang, Arab, dan Inggris tentunya. Saat itu dia berceramah tentang Muslim dan Shoum. "Muslim bukanlah teroris, itu salah. Teroris itu seperti Israel, dan bla...bla..." Lalu dia menerangkan kenapa muslim harus berpuasa, "Karena manusia bukanlah mesin, yang harus bekerja setiap hari, setiap jam, setiap detik. Pencernaan manusia butuh istirahat untuk dapat bekerja maksimal kembali." Sebuah alasan yang bagus untuk disampaikan dan masuk akal di otak para non-Muslim, menurutku.

Setelah acara pernikahan Mihoko selesai, lalu kami berjalan kaki menuju ke Masjid Tokyo yang jaraknya kira-kira 30 menit berjalan kaki dari Islamic Center. Mihoko adalah seorang Japanese yang baru menjadi muslim 9 bulan yang lalu. Begitu pula suaminya. Dulu mereka adalah sepasang kekasih yang masuk islam bersama di Islamic Center. Di acara pernikahan mereka, Mihoko dan suaminya membawa 4 orang teman sekolah mereka. Nihei, Keiko, Shoko, dan Mizuto.

Lalu kami berjalan bersama ke Masjid Tokyo dengan membawa teman-teman Mihoko juga. Mereka penasaran dengan bangunan yang disebut Masjid. Akhirnya, kami membawa masuk mereka ke dalam masjid. Lalu kami iftar sebentar dengan air, baru menunaikan ibadah shalat Maghrib. Nihei ikut suamiku dan suami Mihoko ke tempat shalat pria. Dan tiga perempuan itu ikut kami ke atas, dan tentunya dipinjami jilbab dari masjid Tokyo. Lucu melihat mereka memakai jilbab, tapi hati saya juga senang melihatnya.Lalu kami ajak tiga perempuan itu ke atas, dan mereka sangat terkagum-kagum dengan bangunan Masjid Tokyo.

"Eh, Nihei san* mau ikut shalat juga? kalau begitu ikut gerakannya saja, ya."

Lucu melihat tingkah pola nihei san, saat itu suami saya menjadi imam sholat. Dia mengikuti gerak suami saya saat shalat maghrib. Lalu mihoko san berkata, "nihei san pasti senang bisa mendapatkan kesempatan shalat bersama."

Setelah shalat Maghrib selesai, kami dijamu oleh pengelola masjid dengan makanan khas Turki. Kami berbincang-bincang tentang banyak hal. Setelah itu kami pergi lagi untuk merayakan pernikahan Mihoko di Restoran Pakistan, Karachii. Kami berbincang-bincang banyak hal, bercanda, dan makan lagi tentunya, hahaha. Mereka tidak sekaku yang saya kira, mereka ramah dan sangat menghormati Muslim.

Sepenggal email dari Mihoko untukku sebelum kepergiannya ke provinsi Aichi (3 Jam dengan Shinkansen dari Kotaku).

"Nurul san, terima kasih banyak atas kedatangannya kemarin. Terima kasih sudah mau mengajak teman-teman saya berbincang-bincang. Terima kasih atas kesempatan shalat bersama. Nihei san bilang, suamimu memiliki gerakan shalat yang indah. Tadi malam, suamiku memimpinku shalat isya bersama. Tolong ajari kami lagi tentang islam. Jangan lepas kontak, ya. Oya, teman-temanku senang sekali dengan kalian, dan mereka ingin bertemu denganmu lagi."

Sepenggal email dari sahabat tercinta saya, semoga bahagia. Semoga ada hidayah untuk kalian semua di bulan suci ini, Amiin

*San : Saudara/i untuk menghormati orang, ditambahkan saat memanggil orang.

2 komentar:

  1. what an interesting experience. subhanalloh.. jika seseorang mendapatkan hidayah lewat tangan kita, maka itu jauh lebih baik dari kendaraan paling mewah di dunia ini. let's keep the spirit ;)

    BalasHapus
  2. Amiin lesly san :), mari tetap semangat menjaga islam di hati kita bersama-sama :D

    BalasHapus